Senin, 08 Juni 2015

Makalah



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat Taufik Hidayah serta Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Makalah ini Berisi tentang filsafat yang memiliki sejumlah konteks pemakaian baik sebagai pandangan hidup, pandangan dunia, aliran filsafat, maupun sebagai kebijaksanaan hidup. Dan akan dipaparkan tentang filsafat Pancasila. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman kita semua.
            Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu hasil karya kami ini tidak luput dari kekurangan baik dari segi isi maupun penuliisan kata. Maka dari itu dengan mengharapkan ridha Allah swt kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari anda semua demi untuk memperbaiki makalah kami dimasa yang akan datang. Semoga Allah swt meridhai makalah ini. Amin ya rabbal amin.


Jakarta, 4 April  2015





Penulis















DAFTAR ISI


·         KATA PENGANTAR....................................................................... 1
·         DAFTAR ISI...................................................................................... 2
·         BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah.................................................................. 3
1.2  Rumusan Masalah........................................................................... 3
1.3  Tujuan penulisan............................................................................. 3
·         BAB II PEMBAHASAN
A.     Pengertian Filsafat........................................................................... 4
B.     Filsafat Pancasila............................................................................. 4
C.     Filsafat Lainnya di Dunia ............................................................... 5
·         BAB III PENUTUP
A.     Kesimpulan..................................................................................... 7
·         DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 8




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara tidak sadar nilai- nilai Pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. Nilai- nilai Pancasila secara praktis diwujudkan sebagai pandangan hidup (filsafat hidup) jauh sebelum Indonesia merdeka. Setelah merdeka kedudukan filsafat sebagai pandangan hidup ditingkatkan menjadi filsafat negara mulai dari nilai- nilainya yang sekarang menjadi filosofis-ideologis yang berkonstitusional.
 Suatu sistem filsafat berkembang berdasarkan ajaran seorang atau beberapa tokoh filsuf. Menurut sejarah filsafat, perkembangan tertua dimulai dari Timur Tengah pada tahun 5000-3000 sebelum Masehi, di lembah sungai Euphrat dan Tigris. Sedangkan filsafat tertua adalah filsafat Yunani yang berkembang sekitar tahun 700 SM. Filsafat Yunani diyakini sebagai landasan untuk filsafat Barat Modern. Kata filsafat terdiri dari kata Yunani philein yang artinya adalah cinta dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud filsafat Pancasila?
2.      Apa pentingnya Pemikiran Filsafat Pancasila?


1.3 Tujuan Penulisan

Agar Mahasiswa mampu memahami makna modernisasi dan globalisasi secara proporsional, baik yang bersifat khusus maupun universal. Serta mahasiswa mampu menjelaskan makna modernisasi dan globalisasi.
Bila kita menghayati arti dari isi sila kedua pancasila,  kita akan sadar bahwa pancasila merupakan penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarkat dan bernegara bagi setiap warga Negara Indonesia, setiap penyelenggaraannya Negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di Pusat maupun di Daerah akan dilaksanakan secara bulat dan utuh.




BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Secara etimologi, filsafat adalah istilah atau kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari dua kata yaitu philo, philos, philein, yang mempunyai arti cinta/pecinta/ mencintai dan sophia yang berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara harafiah istilah filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki. Berfilsafat berarti berpikir sedalam-dalamnya (merenung) terhadap sesuatu secara metodik, sistematik, menyeluruh dan universal untuk mencari hakikat sesuatu. Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu yang paling umum yang mengandung usaha mencari kebijaksanaandan cinta akan kebijakan. Kata filsafat untuk pertama kali digunakan oleh Phythagoras (582 – 496 SM). Dia adalah seorang ahli pikir dan pelopor matematika yang menganggap bahwa intisari dan hakikat dari semesta ini adalah bilangan. Namun demikian, banyaknya pengertian filsafat sebagaimana yang diketahui sekarang ini adalah sebanyak tafsiran para filsuf itu sendiri. Pengertian filsafat menurut Prof. Darji Darmodiharjo adalah pandangan hidup (keyakinan) yang melandasi tata kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengaruh itu nampak dengan adanya sistem Kapitalisme, Komunisme, Sosialisme, dan lain-lain.
Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu :

1.      Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran merupakan asal dari filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk menyelidiki.
2.      Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan menuntun pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang kemudian tidak disangsikan lagi.
3.      Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa diluar yang terbatas pasti ada sesuatu yang tdak terbatas. Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan filsafat sebagai pandangan hidup. Disamping itu, dikenal pula filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.

B. Filsafat Pancasila
Dalam kehidupan bangsa Indonesia diakui bahwa nilai- nilai Pancasila adalah pandangan hidup yang berkembang dalam sosio-budaya Indonesia. Maka itu Pancasila diyakini sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Kedudukan Pancasila di Indonesia sudah menjadi dasar dari filsafat negara Republik, ideologi bangsa dan pandangan hidup Indonesia. Kedudukan dan fungsi dari Pancasila itu tidak berdiri secara sendiri- sendiri melainkan mereka adalah sebuah sistem satu kesatuan. Maka itu, filsafat Pancasila mencakup 3 bidang yaitu bidang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi.
1.      Aspek Ontologi Pancasila : Ontologi berasal dari kata Yunani “onto” yang artinya keberadaan dan “logos” yaitu ilmu. Maka itu Ontologi adalah bidang yang menyelidiki makna (eksistensi & keberadaan), sumber, jenis, hakikat yang memasukan ilmu tentang alam semesta (kosmologi) dan metafisika. Dasar ontologis Pancasila adalah bahwa manusia itu bersifat monopluralis atau monodualis. Manusia disini berperan sebagai makhluk yang mempunyai hakikat. Manusia itu adalah subyek yang memiliki hakikat berketuhanan, berkemanusiaan, dan bepersatuan yang berkerakyatan dan berkeadilan.

2.      Aspek Epistemologis Pancasila : Epistemologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna dan nilai ilmu pengetahuan, sumbernya, syarat- syarat, proses terjadinya ilmu, validitas dan hakikat ilmu yang termasuk: logika, matematika dan ilmu teori. Pancasila sebagai sistem filsafat pada dasarnya adalah ilmu pengetahuan. Dalam kehidupan sehari- hari Pancasila menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia. Pancasila dalam pengertian tersebut mengandung tiga unsur yaitu: rasionalitas, penghayatan dan kesusilaan.

3.      Aspek Aksiologis Pancasila : Setiap sila dari Pancasila memiliki landasan yaitu: Ketuhanan, kemanusiaan, kesatuan, kerakyatan dan keadilan. Kelima sila ini harus memiliki kaitan dengan sifat dan hakikat negara Indonesia. Seperti piramida, sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa berkaitan dengan sila- sila selanjutnya seperti sila- sila kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusayawaratan-perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Pancasila dikatakan sebagai Sistem Filsafat, karena di dalamnya terdapat nilai-nilai Ketuhanan (theologi), nilai manusia (antropologi), nilai kesatuan (metafisika, yang berhubungan dengan pengertian hakekat satu), kerakyatan (hakekat demokrasi) dan keadilan (hakekat keadilan).


C. Filsafat Lainnya di Dunia
1.   Materialisme
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Dengan kata lain Materialisme merupakan paham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.

2.  Liberalisme
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.

3.  Pragmatisme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu.

4.   Komunisme
Komunisme adalah :
·         Paham yang menganut ajaran Karl Marx yang bercita-cita menghapus hak milik perseorangan dan mengganti hak milik secara bersama (dikontrol pemerintah).
·         Religiusisme mempunyai pengertian sebagai paham atau keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.
·         “Utilitarianisme” berasal dari kata Latin, utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat tersebut harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
·         Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan.

5.   Kapitalisme

Kata kapitalisme berasal dari capital yang berarti modal, dengan yang dimaksud modal adalah alat produksiseperti misal tanah, dan uang. Dan kata isme berarti suatu paham atau ajaran. Jadi arti kapitalisme itu sendiri adalah suatu ajaran atau paham tentang modal atau segala sesuatu dihargai dan diukur dengan uang.

6.   Idealisme
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa.
·         Adanya suatu teori bahwa alam semesta beserta isinya adalah suatu penjelmaan pikiran.
·         Untuk menyatakan eksistensi realitas, tergantung pada suatu pikiran dan aktivitas-aktivitas   pikiran.
·         Realitas dijelaskan berkenaan dengan gejala-gejala pisikis seperti pikiran-pikiran, diri, roh, ide-ide, pikiran mutlak, dan lain sebagainya dan bukan berkenaan dengan materi.
·         Seluruh realitas sangat bersifat mental (spiritual, psikis). Materi dalam bentuk fisik tidak  ada.
·         Hanya ada aktivitas berjenis pikiran dan isi pikiran yang ada. dunia eksternal tidak bersifat fisik.

Pancasila sebagai suatu sistem memiliki unsur-unsur yang berbeda, hal ini dapat kita lihat dalam sila-sila pancasila yang memiliki ragam makna yang berbeda, namun sistem dalam pancasila mempunyai suatu kesatuan yang utuh dan bulat. Sila-sila dalam pancasila saling berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Diantaranya pancasila sebagai dasar Negara mempunyai fungsi sebagai pedoman di dalam berbangsa dan bernegara juga sebagai moral bangsa Indonesia dalam membentuk suatu Negara.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas pancasila sebagai suatu sistem yang dimana sila-silanya mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sudah diatur sedemikian rupa sehingga membentuk suatu susunan yang teratur dan tidak bisa dibolak balik. Dalam sila pancasila memiliki suatu makna yang beruntun. Artinya, sila pertama lebih luas makanya sehinga menjiwai sila-sila dibawahnya. Itulah makna pancasila sebagai suatu sistem.


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Filsafat secara umum disebut juga filsafat Pancasila mempunyai tujuan yang sesuai dengan dasar filsafat tersebut. Pancasila dengan dasar sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat negara, maka tujuan filsafat Pancasila secara umum adalah untuk menandingi filsafat komunis dan filsafat liberalis, tujuan ini berhasil atau tidaknya tergantung dari ketangguhan Pancasila yang didukung oleh penalaran kefilsafatan. Tujuan khusus atau tujuan ke dalam adalah:
Untuk memahami dan menjelaskan lima prinsip kehidupan manusia dalam bermasyarakat dan bernegara, mengajukan kritik dan menilai prinsip tersebut, menemukan hakikatnya secara manusiawi serta mengatur semuanya itu dalam bentuk yang sistematis sebagai pandangan dunia.


DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar